Observasi Dalam Mencipta Karya Seni Bagian 3

Brainstorming 1

Brainstorming pertama kali dikembangkan oleh Alex Faickney Osborn pada tahun 1953 yang dituliskan dalam buku Applied Imagination. Dalam buku ini, Osborn tidak hanya mengusulkan metode ini. Tetapi juga membuat aturan yang efektif dalam melakukan sebuah brainstorming berkelompok. yaitu, menerima semua ide yang ada, mencari ide sebanyak banyaknya, membangun ide satu sama lain dan berupaya mendorong keluar ide-ide liar yang berlebihan. Mengumpulkan ide sebanyak banyaknya akan menciptakan sebuah ide yang baik, karena dengan kuantiti akan menghasilkan sebuah kualitas.

Pengumpulan ide yang dilakukan oleh orang orang dalam sebuah kelompok diyakini lebih efektif daripada individu yang melakukan aktifitas pengumpulan ide, dikarenakan setiap pengamatan setiap individu bisa berbeda dengan individu individu yang lainnya. Dan ketika individu individu ini berkumpul dan membentuk sebuah kelompok baru, maka hasil   yang   di dapatkan akan   semakin maksimal dan pengumpulan data akan semakin bervariasi, yang kemudian akan dipilih untuk di gunakan untuk memecahkan masalah yang ada.

Pada prinsipnya, brainstorming merupakan cara untuk mengemukakan pendapat dengan pendekatan imajinatif dan liar, dimana tidak ada ide yang sudah terstruktur/terpola, tetapi bisa inovatif dan menghasilkan sebuah gagasan gagasan baru yang tidak biasa. Profesor Dwi Marianto mengatakan dalam buku Quantum Seni, menuliskan dengan curhat pendapat (brainstorming), orang meng aktifkan mata pikiran, mata hati, mata intuisi serta mata bawah sadar untuk bersinergi mencari kemungkinan-kemungkinan dalam pemecahan masalah.

Berlanjut ke bagian empat : http://dkv.binus.ac.id/2015/10/02/observasi-dalam-mencipta-karya-seni-bagian-4/ ‎

nick soedarso