Mengenal Estetika secara Sederhana

Estetika merupakan ilmu yang mempelajari atau membahas soal keindahan. Manusia sebagai mahluk hidup yang berakal dan berbudi, menjadi satu-satunya mahluk hidup yang mampu menerjemahkan kata estetika pada suatu “produk”. Hanya manusialah yang mampu merumuskan batasan, teori-teori, dan teknik-teknik tertentu sehingga keindahan dapat terbentuk dan dirasakan. Jadi tidaklah salah apa bila estetika erat hubungannya dengan panca indera penglihatan, pendengaran, perasaan yang meliputi persepsi dan pengalaman terhadap segala sesuatu yang dicerapnya.

Keindahan yang berdasarkan penglihatan adalah keindahan yang dapat dicerap oleh penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk, dan warna secara kasat mata (visual). Berarti ukuran keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan bila dilihat. Sama hal nya apa bila keindahan berdasarkan pendengaran, dimana indera pendengaran menangkap suara-suara yang menyenangkan telinga. Bila dicermati arti keindahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu kesatuan arti hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi manusia.

Pada dasarnya ketika manusia melihat suatu objek atau karya dan mengatakan bahwa itu benar-benar indah, dapat dipastikan si penikmat (penglihat/pendengar) keindahan sudah memiliki beberapa faktor/kriteria keindahan dalam dirinya. Pertama adalah kemampuan menganalisa (ilmu dasar) si penikmat (penglihat/pendengar) terhadap keindahan objek/karya itu sendiri. Kedua adalah keadaan perasaan subyetif atau pertimbangan selera yang dibantu oleh media. Ketiga adalah faktor si artis atau pembuat karya, bagaimana deskripsi dari sang pembuat karya mengenai objek atau karyanya itu. Penjelasan ini membuktikan bahwa ketika manusia menyatakan suatu objek/karya itu indah, maka terjadilah hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu objek/karya dan diantara objek/karya itu dengan si pengamat.

Keindahan berdasarkan pada pengalaman terhadap objek/karya itu terjadi apa bila si penikmat mendapatkan “sesuatu” dari objek/karya tersebut. Sebuah cerita yang mampu menghadirkan suasana tertentu sehingga pembaca menyelami dan seolah mengalami keadaan yang dihadirkan, dapat dikatakan indah. Sama hal nya dengan melihat sebuah lukisan. Si penikmat bisa mengatakan indah berdasarkan apa yang dia dapatkan dari melihat karya tersebut. Gambaran kesunyian yang disajikan sebuah lukisan, mampu ditangkap dan dirasakan oleh si penikmat, sehingga mampu menghadirkan rasa sedih atau kesepian.

Dalam perkembangannya, arti keindahan tidak lagi disamakan dengan nilai estetis pada umumnya, melainkan juga dipakai untuk menyebutkan satu jenis atau kelas nilai estetis. Dalam bahasa Indonesia, kita sering mendengarkan kata indah, cantik, menarik, bagus, ayu, atau elok, dalam konteks tertentu kata-kata tadi memberikan suatu nilai atau jenjang derajat tersendiri. Contoh: Dia tidak cantik, tapi menarik untuk dilihat. Hal ini dapat diartikan bahwa indah itu merupakan salah satu kategori dalam lingkungannya. Dimana suatu nilai estetis itu merupakan kemampuan dari sesuatu benda untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Sebuah benda dikatakan indah bila bentuknya menyebabkan saling mempengaruhi secara harmonis, diantara imajinasi dan pengertian (pikiran).

Keindahan bersifat subjektif objektif. Setiap manusia mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda tergantung relativitas pemahaman yang dimiliki. Tingkat ketajaman tergantung dari latar belakang budayanya, serta tingkat terlibatnya proses pemahaman, dalam hal ini melibatkan aspek psikologi, histories, sosial, dan lingkungan.