Teknologi (seharusnya) untuk kehidupan

Ada hal yang menarik ketika teknologi menjadi bahan perbincangan. Seolah kita terbawa pada suatu kemungkinan tanpa batas, disaat yang sama kita terbawa pada nostalgia beberapa tahun yang silam. Bila kita mengingat apa yang terjadi di pertengahan tahun 90 an, kala internet masih menjadi barang “ajaib”, surat elektronik dan telepon selular masih menjadi domain kelompok tertentu, sebut saja kalangan orang berpunya, karena mahalnya ongkos untuk menikmati teknologi tersebut kala itu. Tidak terbayangkan hanya dalam waktu satu dekade lebih sedikit setelah pergantian milenium, hal tersebut diatas sudah menjadi bagian dari keseharian kita sebagai masyarakat perkotaan yang (merasa) modern.