Observasi Dalam Mencipta Karya Seni Bagian 5
Berpikir Lateral
Dalam buku Lateral Thinking, Edward de Bono mengatakan bahwa berpikir lateral adalah bagaimana cara menyelesaian masalah atau solusi dengan metode metode yang tidak umum, atau melalui cara yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Edward De Bono membedakan cara berpikir ini. Berpikir vertikal artinya bagaimana cara kita berpikir secara tradisional atau secara logis. Berpikir vertikal berarti melihat dengan cara pandang yang wajar dari suatu masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut sewajarnya.
Pola berpikir lateral berarti kita mencari cara bagaimana menjawab masalah – masalah wajar tersebut dengan sesuatu cara yang berbeda, sehingga akan menghasilkan efek dan hasil yang berbeda pula dari biasanya. Cara mengeksplorasi berbagai pendekatan ini kadang terkesan menentang dari solusi – solusi umum yang dilontarkan pada umumnya. Artinya, berpikir lateral adalah mencari jawaban dengan tidak menerima dari solusi yang ada seperti umumnya.
Perbedaan berpikir lateral dan berpikir vertikal dapat dinyatakan dalam berbagai cara, daiantaranya adalah
- Alternatif (memikirkan banyak jalan keluar pemecahan dari suatu masalah)
- Nonsequentiality (menggabungkan beberapa solusi – solusi yang ada untuk digabungkan dan menjadi suatu jawaban tersendiri)
- Proses seleksi kehancuran (menjawab solusi dengan cara sedikit menyerempet kearah yang hampir dianggap salah)
- Perhatian (melihat dari sesuatu yang tidak biasanya kita pandangi
Rasa
Dalam menjalani kehidupan, semua manusia pasti pernah merasakan sesuatu hal dengan apa yang di maksudkan dengan rasa, dimana rasa itu merupakan sebuah saripati dari sesuatu, sebuah esensi yang dirasakan oleh manusia dalam keterkaitan dengan sebuah penilaian inti atau pokok yang terpenting akan sesuatu. Sebut saja seperti rasa sakit hati, jatuh cinta, marah, cemas, bahagia, takut dan sebagainya. Semua itu mengandung arti yang sulit untuk diungkapkan secara pasti dalam bahasa.
Rasa dapat dikatakan sebagai daya penggerak dan daya kreasi manusia, yang hanya dapat disugestikan,atau dialami secara mendalam tanpa bisa didiskripsikan. Ketika seorang pelukis yang menggunakan rasa disaat menggoreskan kuasnya akan menghasilkan lukisan yang sangat berarti dan bermakna dibanding dengan lukisan lukisan lain yang hanya merupakan kumpulan dari goresan goresan tak berarti. Seorang pegawai yang bekerja dengan penuh rasa bahagia dan tanggung jawab akan merasakan hasil yang sangat memuaskan dibanding dengan orang orang yang hanya bekerja karena terpaksa. Seorang aktor yang professional akan memerankan peran nya dengan rasa, dengan menjiwai karakter yang di perankan. Forest Whitaker, seorang aktor yang sangat menjiwai peran nya dalam pilm The Last King of Scotland sebagai Presiden Uganda, Idi Amin. Karakter Idi Amin sangat merasuki Whitaker, yang mampu menghasilkan sebuah pilm layar lebar yang sangat menarik untuk dilihat dan akhirnya mendapatkan piala oskar karena peran nya tersebut. Karena sangat menjiwai,perannya, Forest Whitaker memerlukan waktu yang cukup lama untuk melepas karakter Idi Amin dalam kehidupan yang sebenarnya.
Daftar Pustaka
- Cotterell, Arthur and Storm, Rachel. (2007). The Ultimate Encyclopedia of Mythology. London: Annes Publishing Ltd, Hermes House.
- De Bono, Edward (1991), Berfikir Lateral, Diterjemahkan oleh Suyoto, Jakarta: Erlangga
- Marianto, M. Dwi. (2006). Quantum Seni, Semarang: Dahar Prize.
- Marianto, M. Dwi. (2011). Menempa Quanta Mengurai Seni, Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta
- Zohar, Danah (1990), The Quantum Self, ( New York: William Morrow and Company.inc)
Comments :