Brainstorming 2

Sebagai salah satu cara untuk memunculkan ide-ide kreatifitas, brainstorming dapat dilakukan dengan penerapan dari pemahaman filosofis Appolonian dan Dionysian yang masing masing mempunyai pola pikir yang berbeda. Pemahaman yang mengacu kepada kedua pemikiran Apollo dan Dionysius disebut juga dengan aliran paham Apollonis dan paham Dionysian. Dalam proses curhat pendapat atau yang lebih popular dengan istilah brainstorming ini, bisa menggunakan dua paham tersebut. Paham Dionysian dapat digunakan pada tahap awal untuk memunculkan ide ide yang liar, bebas dan inovatif serta ide ide yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, karena sebuah keberanian untuk keluar dari kotak untuk memahami keadaan sangat penting dalam proses menemukan sesuatu yang baru dan inovatif. Setelah ide ide bebas dan liar sudah terkumpul, dapat mengelompokkan masing masing ide dengan paham Apollonian yang teratur dan mengkotak kotakkan ide ide tersebut menjadi suatu hasil yang terbaik dan kemudian dapat terpilih ide terbaik untuk dijalankan.

Terdapat 2 macam brainstorming, yaitu :

Self – Brainstorming yang artinya kita secara individu mencoba untuk menuliskan atau merekam banyak ide yang terus muncuk dari isi kepalanya.

Team – Brainstorming yang artinya menggabungkan satu ide dengan kelompok – kelompok ide lainnya dan biasanya untuk kebutuhan aturan formal, agar dapat bekerja dengan lancar.

Brainstorming secara liar

Dalam melakukan brainstorming secara liat, kita dapat menuangkan lompatan – lompatan ide dalam sebuah kertas yang ternyata bisa menghasilkan banyak sekali jawaban – jawaban yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Ketika dibatasi oleh waktu, proses sel-brainstorming harus dibiarkan liar, tergambar dengan sendirinya tanpa harus tertata dengan rapih, maka hasil dari ide – ide tersebut akan sangat liar juga hasilnya. kita memberikan waktu kepada otak kita untuk menuangkan sebebas – bebasnya isi kepala kita. Ketika kita berani mencoba untuk melepaskan ide – ide liar, membiarkannya bereksplorasi tanpa disadari kita akan menemukan beberapa hal yang jauh diluar dari nalar logika kita. Terkadang insting dan naluri dapat membawa kita ke suatu fase yang mengejutkan.

Beberapa pendekatan untuk memaksimalkan teknik Brainstorming, yaitu :

  • Brainwriting. artinya menggunakan pendekatan yang ditulis untuk brainstorming untuk menghasilkan dan mengembangkan ide – ide. Hal ini dapat membantu kita mendapatkan ide dan mengembangkan ide – ide tersebut secara mendalam.
  • Teknik tangga, hal ini meningkatkan kontribusi anggota kelompok lebih tenang, dengan memperkenalkan gagasan satu orang pada suatu waktu.
  • Otak – jaring, hampir serupa dengan teknik hand writing tetapi menggunakan suatu dokumen elektronik yang disimpan pada server pusat.
  • Pendekatan slip the Crawford membantu kita mendapatkan banyak ide dari semua peserta sesi dan memberi kita pandangan dari popularitas masing – masing gagasan.

Pengelompokan dapat kita lakukan setelah kita membuat skema brainstorming, beberapa ide yang dikira serupa atau dapat dikategorikan. pengelompokan tersebut dilakukan dengan cara memberikan lingkaran warna pada ide – ide yang sekiranya dapat kita kategorikan. Kategori – kategori ini menjadi segmentasi yang dapat membantu proses analisa berikutnya.

Berlanjut ke bagian lima : http://dkv.binus.ac.id/2015/10/02/observasi-dalam-mencipta-karya-seni-bagian-5/