Smaller Footprint for Bigger Future by Keisha Putri Dewi Azzahra

Sesuatu yang futuristik kini sering dibayangkan setara dengan teknik visualisasi tercanggih, menggunakan mesin rendering tiga dimensi terbaru, atau AI misalnya, dengan resolusi dan kedalaman warna yang juga tertinggi, dan seterusnya. Dikatakan secara berbeda, visual masa depan umumnya dianggap berkonsep estetis “tekno-maksimalis.” Meskipun demikian, di era krisis iklim dengan emisi karbon mencapai 50 gigaton per tahun, segala sesuatu yang tercanggih tidak otomatis ramah lingkungan. Grafik canggih ‘tekno-maksimalis” umumnya justru kompleks dan berukuran besar, dan bersama itu menuntut mesin-mesin terbaru yang juga belum tentu efisien secara energi. Di tengah situasi itu, karya ini menghadirkan interpretasi masa depan yang berbeda, diinspirasi oleh getaran musik Jazz yang dominan di New York (diwakili oleh bangunan ‘vintage’ dalam poster), yang meskipun lahir di awal abad keduapuluh, tetap berpengaruh dan terdengar segar di masa kini, bahkan masih menawarkan kemungkinan baru bagi masa depan. Secara paradoksikal, langkah-langkah kecil (yang masih akrab dengan tradisi seperti jazz) justru bisa lebih mendukung minimalisasi karbon ketimbang langkah-langkah besar teknologi terkini. Dengan kata lain, langkah-langkah kecil itu lebih bisa mengarah ke masa depan lebih besar.