Little but Powerful by Andrea Clarissa Nadine

Umumnya desainer yang bekerja dengan motion graphics tidak terlalu peduli dengan ukuran dan kompleksitas berkas digital yang digarapnya. Ini bukan hal aneh, karena yang biasanya dikejar adalah kualitas akhir motion graphics yang maksimal, bukan efisiensi ukuran berkasnya. Namun di era krisis iklim sekarang ini di mana emisi gas rumah kaca sudah mencapai angka 50 gigaton per tahun, kiranya desainer mesti lebih bijak dan berpartisipasi menurunkan jejak karbon dengan mempedulikan ukuran berkas digitalnya. Mengingat semakin kompleks dan besar ukuran berkas, semakin tinggi juga sumber daya proses komputasi, listrik dan emisi karbon yang diakibatkannya. Dalam karya ini, dicoba sebuah pendekatan self-imposing constraints, yakni meminimalisir ukuran berkas grafis dengan hanya menggunakan aset grafik halftone dengan sedikit mungkin palet warna. Namun tantangannya adalah bagaimana desain yang dibatasi itu bisa tetap tampil powerful dan berdampak secara visual. Dalam karya ini, yang dijadikan obyek visual adalah sosok desainer komunikasi visual itu sendiri (diwakili figur wanita) yang tetap dapat menghasilkan karya yang sofistik walau hanya mengandalkan aset halftone sedikit warna. Untuk dampak maksimal, bukanlah aset yang ditingkatkan resolusi dan warnanya melainkan bahasa visual yang digunakan diinspirasi bahasa visual yang sudah terkenal kuat: dadais (diwakili tekstur khas halftone) dan konstruktivis (diwakili struktur dan gerak geometris). Perlu dicatat bahwa ukuran akhir berkas motion graphics sepanjang 30 detik ini hanyalah 7 MB.