RISOGRAPHY PRINTING, Sejarah, Definisi, Ragam Alat dan Proses Cetak

Risography adalah sebuah teknik cetak digital yang menggunakan mesin duplikator bernama RISO. Sebuah mesin duplikator yang diproduksi oleh perusahaan asal Jepang bernama Riso Kagaku Corporation.

Rsiography printing atau teknik duplikator digital ini ditemukan pada tahun 1980, sebagai penggabungan dari beberapa teknik cetak  seperti silkscreen printing/sablon, fotocopy printing dan offset printing.

Teknik cetak yang awalnya diciptakan untuk mempermudah proses duplikasi dokumen-dokumen penting manusia modern, hingga pada akhirnya dijadikan sebagai medium berkreasi seni dalam bentuk art poster, indie zine, postcard, dan karya cetak sejenisnya. Di Indonesia mesin riso mulai masuk dan digunakan sekitar tahun 2000an untuk mencetak/meduplikasikan nota, kuitansi atau dokumen berwarna sejenis dengan jumlah yang banyak dan cepat. Kemudian mulai bergeser sebagai medium ekspresi seni di sekitar tahun 2016 dengan ditandai munculnya beberapa komunitas independent yang mencetak beberapa visual ilustrasi dan art journal dalam bentuk zine.

Secara fisik dan penggunaan mesin riso ini sangat identik dengan mesin fotocopy printing pada umumnya. Dimana terdapat mesin scanner pada bagian atas dan tombol-tombol yang sama seperti mesin fotocopy. Pembedanya hanya di bagian tinta yang menggunakan tonner berbasis pasta/liquid bukan powder/serbuk dan terdapat master film seperti pada teknik cetak silk screen/sablon.

Komponen penting dari mesin riso ini adalah fisik dari mesin itu sendiri, terdapat drum tinta, tonner tinta, master film dan tempat posisi kertas masuk dan keluar. Mesin ini mampu mengkonversi file-file digital berbasis bitmap dan vector, baik RGB mapun CMYK. Kecepatan dalam proses mencetak sangat memudahkan kita sebagai kreator untuk memproduksi banyak karya dalam waktu yang singkat.

Tidak hanya itu sensasi hasil visual yang unik dan sangat terkesan seperti karya sablon manual membuat teknik ini menjadi idaman beberapa kreator dibidang cetak. Jumlah 21 warna yang dihadirkan membuat ruang eksplorasi visual dalam teknik ini menjadi sangat luas dan ditambah dengan penggunaan tinta berbasis eco membuat proses cetak lebih aman dan nyaman. Berdasarkan informasi yang didapat bahan dasar tinta riso terbuat dari beras atau yang dikenal dengan istilah rice ink, dan telah menjadi konvensi internasional pengunaan tinta cetak yang ramah dengan lingkungan.

Secara teknis alur proses cetak dari teknik cetak risography ini dimulai dengan membuat karya desain yang kemudian dipecah warna sesuai dengan kebutuhan. Visual gambar yang sudah dipecah dalam format PDF, JPG, TIF, PNG, PSD dan Ai kemudian dimasukan kedalam PC, laptop atau flashdisk yang terkoneksi langsung dengan mesin riso. Setelah konektifitas device tersebut sudah terhubung dengan baik, maka hanya tinggal melakukan proses setting cetak saja pada mesin dengan menekan tombol enter pada mesin riso.

Dibutuhkan waktu sekitar 1 menit untuk mesin melakukan verifikasi asset digital, yang kemudian dibuatkan master filmnya secara otomatis hingga proses trasfering gambar dan tinta ke media kertas. Selanjutnya hanya tinggal mengenter sejumlah copyian atau duplikasi yang dibutuhkan jika ingin memperbanyak visual.

Sebagai perkembangan dari kemajuan teknologi printing, saat ini risography menjadi salah satu jawaban bagaimana seorang kreator dapat terus mencetak dengan murah, mudah, cepat tanpa merusak kondisi lingkungan alam dan kreatornya sendiri, dampak dari pengunaan tinta berbasis eco pada mesin riso ini. Selain itu karakter hasil printing yang dihasilkan dengan teknik risography ini layaknya karya-karya manual cetak yang dapat memberikan sensasi visual yang unik dan identik.

Emmanuel Putro Prakoso