Eksplorasi Motif Sintang, Desa Ensaid Panjang Kalimantan Barat 3

Author

Muhammad Imam Tobroni, M.Sn,

Drs. Rujiyanto, M.Sn

Nick Soedarso S.Sn, M.Sn

Desain Clinic Motif Sintang

NTFP EP Indonesia merupakan bagian dari program Sustainable Consumption and Production (SCP) of hand-woven textiles (Songket, Ulos, Lurik, Abaca, Ikat) : Female Entrepreneurship in Indonesia and the Philippines, dimana aksi tersebut didukung oleh European Union dan HIVOS (Humanist Institute for Cooperation with Developing Countries) dengan singkatan nama program SHWET (Sustainable Hand Woven Eco-Textile). Salah satu dari hasil/capaian yang diharapkan dari program ini (ER 2) adalah 50% produksi dan penjualan tenun tangan ramah lingkungan kepada konsumen di provinsi, nasional dan internasional dari pengusaha/pengerajin yang ditargetkan meningkat. Motif kain tenun merupakan salah satu alasan konsumen membeli kain tenun.

Universitas Bina Nusantara adalah salah satu institusi pendidikan yang konsisten dan komitmen akan pelestarian tentang nilai-nilai luhur potensi daerah. Hal ini karena peran penting dalam tugas mengedukasi mahasiswa dan masyarakat akan pentingnya penyelawatan akan warisan dari Bangsa Indonesia ini. Melalui unit Comdev (Community Development) yang dalam kaitan tugasnya pada TFI (Teach For Indonesia) turut serta dalam tugasnya bersama dengan NTFP EP Indonesia pada pelatihan Desain Clinic ini Yaitu mengembangkan motif-motif kain tenun ikat Sintang, Kalimantan Barat.

Pelatihan “Design Clinic” ini ditujukan untuk menghasilkan kain-kain tenun ikat Sintang dengan motif yang lebih “kekinian” namun tetap mengakar pada budaya yang dimiliki oleh pengerajin kain tenun ikat Sintang yaitu masyarakat adat Dayak. Pelatihan ini mengajarkan bagaimana mengali ide dari lingkungan pengerajin, baik itu lingkungan tempat tinggal, alam (hutan, sungai, tumbuhan, hewan), hubungan sosial mereka, ornament dari rumah adat dan lain-lain. Dan bagaimana secara teknis menuangkannya ide – ide tersebut menjadi motif-motif dengan gaya lebih kekinian.

Pelatihan ini tidak berhenti pada menghasilkan motif-motif baru tapi pada tahap selanjutnya, pengerajin akan diberikan masukan-masukan bagimana motif-motif yang telah diaplikasikan pada kain tenun ikat Sintang menjadi produk-produk fungsional yang menarik.  Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong pengerajin untuk melahirkan sisi kreatif mereka dalam bentuk motif-motif baru dan ide-ide produk (pengembangan produk) menggunakan motif-motif baru tersebut, dan diujungnya diharapkan dapat meningkatkan minat beli konsumen. Pembelian yang meningkat berdampak langsung terhadap peningkatan produksi.

 

Nick Soedarso S.Sn, M.Sn