Bagaimana Tipografi Membuat Perbedaan dalam Komunikasi Visual? Contoh Kasus dari Studio Tipografi (Bagian II)
Untuk kedua contoh kasus tersebut, Studio Tipografi DKV Binus meminta mahasiswa melakukan eksplorasi perancangan, dengan mengedepankan aspek-aspek makro yakni struktur visual yang harus menopang struktur verbal teks, dan aspek-aspek mikro meliputi pengaturan-pengaturan rinci atas jenis, ukuran, warna, sampai jarak-jarak antar huruf. Huruf di sini diperlakukan tidak hanya sebagai entitas yang terbaca, melainkan juga terlihat, di mana terdapat aspek bentuk, warna, tekstur dan pola susunan huruf yang dapat diatur konfigurasinya sampai membentuk keseluruhan desain. Untuk hasil akhirnya, tentu tidak akan terdapat satu jawaban desain yang paling final karena solusi untuk satu kasus yang sama saja dapat berangkat dari sisi penekanan yang berbeda. Anindita Nurul, seorang mahasiswi yang mengerjakan kasus teks mentah pertama di atas, pun dapat memiliki alternatif rancangan. Alternatif pertama kekuatannya diperoleh dengan mengkonfigurasikan teks verbal sebagai alur irama visual, sementara alternatif kedua kekuatannya muncul dari aksentuasi tegas yang memilah lugas antara judul (sebagai aksentuasi visual) dengan isi teks (sebagai irama visual).
Contoh selanjutnya adalah perancangan untuk kasus teks verbal kedua, dimana mahasiswa peserta studio tipografi Ivana Chandra pun datang dengan dua buah alternatif. Pada alternatif pertama, nampak pola rancangan modular lewat bagaimana informasi tekstual mentah dikelompokkan oleh Ivana menjadi gugus-gugus blok teks yang tersusun membentuk alur baca. Sementara alternatif keduanya nampak lebih konvensional karena alur komposisi visual yang dibentuk adalah mengikuti alur baca konvensional, yakni dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah. Meskipun demikian, contoh-contoh kasus perancangan tipografis ini tidak lain bermaksud untuk memperlihatkan bahwa tipografi memang bukan sekadar hiasan, melainkan mengutip istilah Wili Kunz, sebuah arsitektur informasi yang menciptakan perbedaan dalam komunikasi visual. Perbedaan antara informasi tekstual yang mentah atau kacau balau (tanpa desain), dengan informasi yang memiliki daya tarik sekaligus menyingkapkan struktur atau alur bacanya secara visual.