Karakter animasi adalah seorang bocah penjaga hutan tak bernama yang menjaga hutan yang dianggap keramat secara turun temurun oleh leluhurnya.

Inspirasi karakter ini sendiri saya dapatkan dari legenda dunia barat, yaitu para kaum druid (pemuja alam dan penjaga hutan), serta dari budaya Indonesia itu sendiri.

Sumber referensi budaya dari Indonesia yang paling dominan adalah Kebudayaan Perang Pandan dari Desa Tenganan, Bali. Upacara Perang Pandan adalah upacara dimana kaum laki-laki berkelahi (sparring) menggunaka daun pandan berduri sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Indera atas berkatNya. Yang menjadi menarik adalah dimana Upacara Perang Pandan telah menarik perhatian mancanegara, sehingga mencapai titik dimana kegiatan upacara itu sendiri menjadi suatu bentuk hiburan (entertainment) yang cukup asik, ibarat pertandingan tinju atau MMA itu sendiri.

Pada idle pose dan walking pose, Saya mengusahakan agar tidak hanya gerakan primer yang terlihat, tetapi gerakan sekunder juga ditunjukan. Pada pose berjalan, kegiatan primernya sendiri adalah berjalan, dan kegiatan sekundernya adalah tiupan angina pada rambut, gerak pakaian, dan kedip mata.

Dalam setiap gerakan yang dibuat, proses pertama yang diakukan adalah dengan mengubah setiap bagian yang ingin digerakan menjadi symbol grafik, sehinga dapat ditarik armature dari setiap segment. Setelah armature dibuat dan setiap pose telah selesai, maka terbentuklah gerakan walaupun masih kasar. Setelah gerakan kasar terbentuk, setiap pose armature diubah kedalam bentuk frame by frame, kemudian diatur satu per satu agar terlihat lebih natural.