Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Nenek Moyangku Seorang Pelaut
Lagu nenek moyangku seorang pelaut mungkin telah akrab di telinga. Hampir seluruh anak di Indonesia dapat menyanyikan lagu itu dengan lancarnya. Dari lirik-lirik nya jelas bahwa lagu tersebut menceritakan nenek moyang kita (bangsa Indonesia) adalah pelaut-pelaut pemberani yang tidak gentar mengarungi samudra.
Dengan kondisi dan posisinya, sedari dulu Nusantara Indonesia dikenal sebagai wilayah yang sangat strategis (geostrategis), kaya beragam sumberdaya alam (geoekonomis), serta berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat antar pulau nusantara dan bahkan dengan bangsa-bangsa lainnya (geopolitis). Maka benarlah jika sejak jaman dulu nenek moyang kita sangat arif dalam menyikapi kodrat dan berkat dari Tuhan Yang Maha pengasih dan penyayang tadi dalam membangun diri dengan berpijak dan berkiblat pada kehidupan pulau dan laut. nenek moyang kita berupaya keras untuk mengelola dan mengolah secara terpadu atas segenap potensi kekayaan yang terkandung di dalam daratan (pulau) maupun di lautan. Walhasil, mereka hidup dalam taraf sejahtera bersama ekosistem pulau-laut, baik dalam hubungannya dengan sesama warga masyarakat nusantara maupun dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kala itu, nenek moyang nusantara Indonesia dikenal, dihormati dan disegani sebagai “masyarakat (bangsa) bahari”.
Perancangan komunikasi visual publikasi buku ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’ bertujuan untuk memperkenalkan sejarah kebaharian Indonesia kepada anak-anak. Secara langsung buku ini selain sebagai buku pengetahuan juga dapat menjadi buku cerita bagi anak supaya anak dapat lebih memahami kisah yang disampaikan di dalam buku.
Selain buku-buku pengetahuan anak lainnya,buku sejarah juga dapat diangkat menjadi buku pengetahuan yang menarik bagi anak-anak dengan menjadikannya sebagai buku bergambar. Anak-anak hendaknya sedari kecil diajak untuk mengenal dan menghargai sejarah bangsanya sendiri, agar kelak sejarah bangsa Indonesia tidak akan terlupakan dan dapat terus terekam di benaknya.
Comments :