Kreatifitas dalam Proses Pembuatan Iklan berdasarkan Fantasi, Imajinasi dan Realita

Berkembangnya industri kreatif di Indonesia menjadi suatu tanda kemajuan bagi industri periklanan. Hal ini dapat dilihat dari maraknya iklan-iklan yang terpampang di jalan-jalan, bahkan sekarang produk iklan telah masuk ke daerah pedalaman di Indonesia. Iklan merupakan suatu produk dari seorang desainer, dimana melalui iklan desainer berusaha untuk mengkomunikasikan suatu bentuk informasi kepada masyarakat melalui visual. Sedangkan komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan, baik berupa gambar, simbol, suara, dll, dari suatu sumber kepada sasaran, dengan menggunakan media tertentu. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk / jasa yang disampaikan lewat media, baik media cetak maupun elektronik yang ditujukan kepada sebagian atau seluruh lapisan masyarakat. Tujuan suatu iklan adalah penyampaian informasi kepada khalayak sekaligus untuk mempengaruhi benak mereka supaya menentukan pilihan pada produk yang diiklankan. Dengan adanya iklan, seorang desainer diharapkan dapat membujuk atau menggiring konsumen untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi produsen serta mempengaruhi tingkat penjualan produk tersebut.

Dalam pembuatan suatu iklan, dibutuhkan data serta realita yang dapat mendukung penyampaian informasi yang tepat guna kepada masyarakat. Seorang desainer harus benar-benar memahami struktur murni kebendaan dari suatu produk yang akan diiklankan. Baru setelah itu dengan fantasi dan imajinasi, desainer mencoba menggiring pembaca ke dalam alam imajinasi sang desainer melalui iklan yang mereka ciptakan.

Berikut ini terdapat pembahasan mengenai iklan-iklan yang dibuat dengan pengemasan realita ditambah pengembangan fantasi dan imajinasi, misalnya Iklan produk rokok Marlboro, dimana struktur murninya adalah bentuk rokok yang bahan utamanya tembakau dan cengkeh serta mengandung nikotin, tar, dsb. Produk rokok tentunya tidak menyehatkan. Namun struktur paradigma yang coba dibentuk pada benak masyarakat adalah pria yang tangguh, divisualisasikan dengan koboi yang sedang menunggang kuda dengan suasana alam liar. Hal ini sengaja dilakukan untuk mengarahkan persepsi khalayak bahwa Marlboro itu rokok untuk para pria yang tangguh dan maskulin.

Adapun contoh iklan lainnya adalah iklan poduk TV Sony Flat, secara struktur murni TV adalah media elektronik yang terdiri dari gabungan teknologi optik dan mekanik, untuk menampilkan gambar visual bergerak. Sedangkan struktur paradigma yang diciptakan untuk mempengaruhi masyarakat adalah produk TV yang simple dan modern, dimana perkembangannya terus mengikuti kemajuan teknologi, dengan munculnya desain TV yang flat, jadi tidak lagi menggunakan tabung, kemudian bentuknya juga tipis. Pada iklan tersebut ditampilkan bahwa TV tersebut bentuknya tipis sekali, dengan bentuk yang tipis sedemikian rupa, pencitraan TV ini divisualisasikan layaknya selembar kertas yang dapat dijepit dengan klip.

Selanjutnya adalah iklan dari produk kesehatan Enervit. Berdasarkan struktur murni dari produk yaitu bentuk vitamin atau suplemen berupa tablet. Sedangkan struktur paradigma yang dibentuk pada pola pikir masyarakat adalah betapa hebat dan ampuhnya pengaruh dari vitamin Enervit ini, dengan visualisasi seekor zebra yang sedang berlari mengejar seekor singa di alam terbuka. Padahal secara realita, yang umumnya terjadi adalah singa yang mengejar dan memburu zebra. Produk iklan ini sengaja dibuat berdasarkan fantasi dan imajinasi, walaupun sebenarnya berlawanan dengan realita kehidupan.

KESIMPULAN

Pengalaman visual dari beberapa contoh iklan di atas menunjukkan korelasi antara science dan art yang saling berasimilasi sehingga tercipta esensi kebenarandan keindahan. Dimana sebagai seorang desainer harus dapat memahami struktur murni dari suatu objek sehingga dapat menciptakan dan memberikan struktur paradigma kepada orang lain. Seorang desainer harus memiliki kemampuan untuk melihat perbedaan mendasar antara sudut pandang ilmiah dengan sudut pandang artistik, sehingga dapat memahami struktur yang mendasar dari suatu objek. Dengan kemampuan tersebut kita dapat menggabungkan kekuatan science  dan art  sebagai kekuatan visual yang dapat berbicara.