Warna sebagai Emosi (pengantar)

Warna merupakan metode penyampaian pesan dan makna paling cepat dalam kategori komunikasi non-verbal. Sejak jaman dahulu, sebelum manusia belajar menghargai keindahan warna, mereka sudah memiliki cara yang lebih praktis untuk berkomunikasi dengan warna. Kebanyakan reaksi manusia terhadap warna bekerja tanpa sadar dan pada umumnya konsumen tidak menyadari efek yang terjadi dari warna.

Warna merangsang dan bekerja secara sinergi dengan semua indera manusia, memberikan konsep-konsep abstrak dan pemikiran, mengungkapkan fantasi-fantasi terhadap pemenuhan harapan, dapat mengingatkan kembali pada waktu dan tempat lain, dan menghasilkan serta merespon rasa keindahan atau emosional.

Panduan warna termudah untuk digunakan adalah lingkaran warna. Dalam dunia desain komunikasi visual, dikenal lingkaran warna Johannes Itten dari Bauhaus. Pada umumnya lingkaran warna terbagi atas 2 bagian: warna panas dimulai dari warna kuning hingga merah ungu, yang diasosiasikan dengan kehangatan dari api dan matahari. Sedangkan warna dingin dimulai dari warna ungu hingga hijau kuning, yang menggambarkan kesejukan lautan, langit, angkasa luar, dan dedaunan.

Kombinasi warna-warna panas memberikan kesan energik, agresif, aktif, dinamis di mana kombinasi warna-warna ini menuntut perhatian dan cepat melelahkan mata. Sementara warna-warna dingin lebih menenangkan, menyejukan, memberi kenyamanan, dan mata tidak mudah lelah.

EmosiWarna

Seperti telah dibahas dalam setiap penggunaan warna bahwa warna memiliki arti dan aspek psikologis tertentu pada setiap penggunanya, maka penggunaan warna haruslah tepat guna dan sasaran. Warna yang sama dapat memiliki arti dan fungsi yang berbeda pada konsumen dan media yang berbeda. Oleh sebab itu perlu kiranya kita mengetahui arti dan fungsi warna-warna pada lingkaran warna, agar pesan yang akan disampaikan melalui warna dapat mencapai tujuan dan sasarannya.