Pengolahan Figur – Latar dalam Komposisi Bidang Positif-Negatif

Dalam Nirmana dwimatra, istilah teknis yang cukup umum dipakai adalah Positif-Negatif. ‘Positif’ atau ‘figur’ dalam lingkup visual dapat diartikan sebagai elemen atau bagian yang mendominasi lebih penglihatan atau pengalaman visual kita, sedangkan ‘Negatif’ atau ‘latar’ adalah yang kurang dominan atau dapat juga dikatakan elemen atau bagian yang malahan menegaskan elemen atau bagian lain sebagai figur. Pengolahan aspek ini, dipengaruhi oleh teori persepsi Gestalt yang menekankan bahwa persepsi kita dimungkinkan dengan adanya figur dan latar. Tanpa adanya figur-latar, dengan kata lain segalanya adalah homogen, maka pengalaman perseptual kita menjadi tidak mungkin, termasuk di dalamnya pengalaman visual kita.

Komposisi-komposisi abstrak dwimatra yang dipaparkan berikut adalah hasil pengolahan ruang atau bidang positif dan negatif.

01

Dua komposisi pertama di atas, yang disusun oleh Hegra Soetrisno dan Kristina Dwijayanti, adalah pengolahan figur dan latar dalam hubungannya yang kontras. Kontras dalam artian masih terdeteksi mana yang figur dan mana yang latar dikarenakan adanya gerak rotasi dari elemen- elemennya

Sedangkan di dua komposisi selanjutnya, pengolahan figur-latar berujung pada ambiguitas. Ambiguitas di sini bukan berarti tidak jelas atau meaninglesssama sekali, namun dipahami sebagai dwi-arti.

02

Secara visual, dalam komposisi yang disusun oleh Deborah Della dan Samuel Alexander, ambiguitas hadir dalam ke-dwi-artian figur dan latar; figur sekaligus latar dan latar sekaligus figur. Tidak ada yang lebih dominan, kontras pemilahan antara figur dan latar tidak hadir dalam komposisi.