Fashion dan Teknologi
Salah satu peristiwa unik dalam bidang fashion adalah sejarah pembuatan pakaian luar angkasa untuk misi Apollo 11, misi luar angkasa yang mengantarkan Neil Amstrong sebagai orang pertama di bulan. Dalam bukunya Spacesuit: Fashioning Apollo, Nicholas de Moncahux memaparkan bagaimana sebuah perusahaan pembuat pakaian dalam wanita, Playtex, mampu memenangkan kontrak pembuatan pakaian luar angkasa mengalahkan perusahaan yang telah lama berkecimpung dalam dunia industri militer yang saat itu lebih dilirik oleh NASA. Pengetahuan akan material sintesis dan pemahaman dalam menerapkannya pada tubuh manusia telah memberikan kesuksesan bagi Playtex dalam menciptakan pakaian luar angkasa yang tepat untuk misi Apollo 11.
Fashion dan teknologi, disadari ataupun tidak merupakan dua bidang yang saling bertautan dan saling mempengaruhi. Kemajuan perkembangan teknologi pada mesin jahit dan pintal, serta penemuan bahan tekstil baru seperti lycra telah memberi terobosan besar dalam industri fashion. Perkembangan teknologi juga melahirkan kemajuan dalam bidang komputer. Teknologi komputer telah merubah cara manusia menjalankan hidupnya sehari-hari dan tentunya mempengaruhi cara kita dalam berpenampilan juga.
Sabine Saymour dalam bukunya: Fashionable Technology memperkenalkan istilah ‘fashionable wearables’ , menggabungkan pengertian fashion dan ‘wearables technolgy’ , yang artinya segala bentuk fashion (pakaian, asesoris) dengan integrasi teknologi komputer di dalamnya. Fashionable wearables bergerak diantara dua kutub, ekspresi estetis dan aspek fungsionalitas yang saling berseberangan. Mencari keseimbangan antara kedua kutub ini merupakan tugas seorang fashion desainer. Dalam tingkatan penetrasi teknologi pada tubuh manusia Saymour membaginya menjadi 3 bagian:
- Handheld (dipegang)
- Wearable (dikenakan)
- Implanted (ditanamkan)
Pada tingkatan handheld, perangkat handphone merupakan contoh paling jelas. Kebutuhan kita akan komunikasi menciptakan teknologi mobile yang masih terus berkembang. Penggunaan handphone tidak lagi sekedar fungsi tapi ia telah menjadi sebuah objek fashion. Bagaimana sebuah gadget mempegaruhi cara kita berpenampilan dengan menggunakan, memegang, membawa dan menyimpannya merupakan hal yang bisa dicermati dan dieksplorasi dengan kaca mata fashion.
Pada tingkatan wearable, pakaian olahraga merupakan contoh yang paling banyak bisa kita temui dalam mengintegrasikan teknologi. Rekayasa bahan dengan pengolahan teknologi tertentu dilakukan untuk menaikan performance dari aktifitas tertentu. Speedo LZR racer suit menggunakan bahan tekstil (fabric) dengan permukaan menyerupai kulit hiu untuk mengurangi daya gesek di air, menaikan performance kecepatan sang pemakai ketika berenang. Inovasi dari Speedo ini sampai menuai kontroversi pada olimpiade Beijing 2008. Rip Curl , H-Bomb surfing wetsuit merupakan wetsuit dengan pemanas internal untuk pemakaian di musim dingin. Menggunakan elemen pemanas di bagian punggung dan ditenagai oleh baterai, wetsuit ini akan menjaga pemakai tetap hangat dalam kondisi cuaca dan air yang dingin. Kita lihat juga semakin banyak backpack kini menyediakan slot khusus untuk kabel music player, bahkan Burton ,sport brand dari Amerika sempat membuat jaket untuk snowboarding dengan mengintegrasikan pengontrol ipod pada permukaan jaketnya, menggunakan teknologi softtouch.
Nike+ teknologi merupakan contoh penting bagaimana fashion, musik, olahraga dan teknologi terintegrasi dengan baik menciptakan trend gaya hidup baru. Nike+ membawa pengalaman mendengarkan musik sambil berlari ke level yang lebih luas. Dengan Nike+ seseorang dapat mengetahui berapa kalori, berapa jauh ia berlari dan mengupload data tersebut ke internet dalam jaringan komunitas online.
Penciptaan gadget seperti bluetooth headset dan USB devices juga semakin dibentuk menyerupai asesoris, begitu pula sebaliknya banyak konsep-konsep menarik yang mengintegrasikan asesoris fashion seperti jam, gelang dan kalung dengan kemampuan teknologi tertentu .
Tingkatan implanted adalah jendela prediksi masa depan fashion dan teknologi. Ia belumlah lazim saat ini tapi mungkin menjadi salah satu alternatif bagaimana kita menyikapi fashion dan teknologi di kehidupan masa depan. Lucy McRae adalah seorang ‘Body Architect’, penelitiannya mengeksplorasi hubungan antara tubuh dan teknologi. Karya-karyanya bergulat pada konsep fashion,tubuh dan teknologi sebagai representasi keindahan di masa depan. Lucy McRae menciptakan konsep swallowable parfum, yaitu parfum berbentuk pil yang jika diminum, aroma dari parfum tersebut akan keluar melalui keringat dari pori-pori kulit.
Menurt Malcom Barnard, fungsi fashion dapat dibagi menjadi dua yaitu: Fungsi material atau fisik (penutup/pelindung dan atraksi) dan fungsi kebudayaan, (komunikasi, ekspresi individual, status sosial & ekonomi). Kehadiran teknologi mampu memperkuat fungsi yang sudah ada, memperkayanya bahkan merubah cara hidup lama terhadap respon atas teknologi baru. Fashion tidak sekedar pakaian, namun telah menjadi perpanjangan dari tubuh kita sendiri, kulit terluar namun merupakan objek fisik terdekat dari identitas kita. Ketergantungan kita yang semakin besar dengan teknologi mempersempit jarak pemisah antara dunia fashion dan teknologi. Dengan menyatukan fashion dan teknologi akan membuka eksplorasi baru dalam menjalankan fungsi fashion itu sendiri.
Perkembangan teknologi pada dunia fashion masih terbuka sangat luas. Gadget dibuat semakin kecil, semakin pintar, semakin dekat dengan tubuh kita. Perkembangan teknologi nano membuka kemungkin luas dalam penggunaan dan penciptaan jenis fabric (Kemeja sekarang mampu memiliki properti anti noda). Bayangkan hal-hal lain yang bisa dikembangkan terhadap warna, bahan, material dengan teknologi nano. Tidak terbatas.
Comments :