‘Melihat’ dalam Seni dan Desain
Sejatinya kegiatan ‘melihat’ dalam seni dan desain bukan merupakan aktivitas perseptual tunggal yang dilakoni indera penglihat saja. Lebih dari itu, kegiatan ‘melihat’ seperti yang dikemukakan Heidegger, dapat dikatakan sebagai suatu pengalaman yang menemukan intensitas keterleburan yang padat, dan melibatkan aspek konseptualisasi dan kepekaan sinestetik inderawi untuk mencapai nilai indah sebagai ‘kebenaran’.
‘Melihat’ sebagaimana dikatakan Jakob Sumardjo, merupakan perjalanan ke tingkat ‘halus’ yang mengarahkan pada pengalaman ‘mengalami nilai-nilai’, dimana nilai itu hadir dalam penginderaan. Semua itu hanya bisa dirasakan kehadirannya, dan dihayati sebagai pengalaman yang dapat dialami, didengar, diraba, dilihat, dan dikecap. Nilai itu adalah seni yang hadir pada manusia melalui pengalaman, yakni lewat inderawinya. Sesuatu yang dicerap indera manusia itu membangkitkan kesadaran intelektualnya dan membangkitkan perasaannya sekaligus.
Sedangkan nilai keindahan yang dicita-citakan sebagai kebenaran (truth), bila diacu dari estetika (aistheton) sebagaimana dikemukakan Alexander Baumgarten, adalah ‘kemampuan melihat lewat penginderaan’. Hingga ’penginderaan’ di sini, dapat dimaknai sebagai suatu proses yang mengisyaratkan totalitas daya sinestetik antar inderawi.
Sedangkan ‘melihat’ mengisyaratkan suatu pengalaman (experience), dalam arti kata mengalami, menghayati, merenungi, menafsirkan, dan menyingkap. Dengan demikian ‘kemampuan melihat lewat penginderaan’ dapat dimaknai sebagaimana Leonardo da Vinci sebut sebagai saper vedere (tahu melihat), kegiatan ‘melihat’ yang mengandaikan totalitas pemahaman dan kesadaran akan bentuk-bentuk sejati.
Hal demikian membawa pada pemahaman bahwa nilai totalitas pada kegiatan ‘melihat’ dalam seni dan desain menjadi niscaya, dan untuk itu dibutuhkan suatu totalitas pengalaman ketubuhan (bodily experience) – pengalaman yang mencakup kelima inderawi tubuh – bukan hanya pada indera penglihat. Dengan demikian proses ‘melihat’ sejatinya merupakan ‘melihat dengan tubuh’.
Comments :