Cultural Event Ngaben
Artikel ini sebenarnya sudah cukup lama tertunda untuk diselesaikan karena begitu padatnya jadwal yang cukup menyita kegiatan saya selama di penghujung tahun 2011. Akan tetapi artikel ini terasa wajib untuk tetap di-upload karena ini merupakan pre-eliminiray field observation yang sudah saya lakukan di pertengahan tahun 2011, yang berguna untuk memulai riset saya mengenai cultural events.
Kegiatan yang saya kunjungi cukup spesifik, yaitu prosesi acara Ngaben, atau dalam bahasa Indonesia, adalah prosesi pembakaran jenazah, yang sampai sekarang masih dilakukan oleh umat Hindu di Indonesia, dan di Bali khususnya. Entah harus merasa bersukur atau tidak, di satu sisi, ini adalah sebuah prosesi yang cukup mengharukan dikarenakan perasaan kehilangan sanak saudara, tapi di sisi lain, ini merupakan momen yang cukup langka untuk bisa meng-capture segala kegiatan yang terbilang cukup tertutup oleh dunia luar.
Ada tiga upacara Ngaben yang saya datangi, karena kebetulan, saya datang ke Bali tepat di saat bulan baik untuk mereka yang percaya, untuk melaksanakan upacara ini. Yang pertama adalah upacara Ngaben dari desa Tulikup, sebuah upacara oleh keluarga yang masih berhubungan dekat dengan keluarga saya. Yang kedua adalah upacara Ngaben dari keluarga kerajaan puri Ubud, yang sangat megah karena ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan yang diharapkan mengundang atensi pariwisata. Dan yang terakhir, yang cukup unik adalah, sebuah Ngaben masal, sebuah upacara yang baru saja ada beberapa tahun belakang, sebuah upacara Ngaben yang diperuntukkan untuk keluarga yang kurang mampu untuk mengadakan secara sendiri mengingat biaya untuk melakukan upacara Ngaben tidaklah sedikit.
Artikel ini akan dibagi menjadi tiga, dan yang pertama saya akan bercerita mengenai upacara yang dilakukan di desa Tulikup. Upacara Ngaben ini dilakukan oleh keluarga yang masih merupakan kerabat yang berhubungan sepupu dari keluarga saya. Secara mendadak, saya didapuk menjadi fotografer untuk merekam segala prosesi yang ada. Sudah ada beberapa upacara yang pernah saya kunjungi, akan tetapi, tetap saja ini merupakan suatu pengalaman yang unik karena masyarakat Hindu baik yang di Bali maupun diluar Bali, masih sangat setia melaksanakan segala macam prosesi dengan begitu detail dan terperinci. Saya cukup yakin, prosesi ini cukup mewakili segala upacara Ngaben yang ada di Bali karena apa yang mereka lakukan umum dilakukan oleh keluarga-keluarga lain.
Ngaben selalu diawali dengan pemandian jenazah, yang mungkin sifatnya sama tetapi tentunya berbeda dalam hal detail prosesi yang dilakukan karena biasanya setiap desa memiliki kekhasan-nya masing-masing dalam menjalankan prosesi ini. Umat Hindu percaya dengan konsep desa-kala-patra, yang secara sederhana berarti, setiap kegiatan bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Jadi mungkin saja, prosesi yang saya saksikan, akan berbeda dengan prosesi lainnya yang diadakan di desa-desa lainnya.
Secara singkat, prosesi dimulai dari pemandian jenazah, yang secara lengkap tentunya dilengkapi dengan penutupan menggunakan kain kafan. Setelah prosesi pemandian selesai, sebelum dilakukan arak-arakan, keluarga inti terlebih dahulu melakukan persembahyangan terakhir sebelum pengantaran jenazah menuju tempat pembakaran. Proses persembahyangan inipun terbilang cukup panjang mengingat banyak sekali detail prosesi yang harus dilakukan sebagai bentuk penghormatan oleh keluarga yang ditinggalkan. Setelah itu, biasanya dimulai setelah jam makan siang, arak-arakan dimulai. Arak-arakan menjadi spesial karena biasanya disinilah orang awam bisa melihat prosesi upacara Ngaben, dimana letak lokasi pembakaran tidak selalu dekat dengan kediaman keluarga. Arak-arakan ini membutuhkan tenaga yang cukup banyak karena biasanya tempat pembawa jenazah memiliki ukuran yang sangat besar. Sesampainya di lokasi pun, masih banyak upacara yang harus dilewati sebelum api dinyalakan. Sebagai pribadi yang berdarah Bali, saya sangat takjub dengan segala prosesi yang dilakukan dimana prosesi ini begitu banyak dan sangat mendetail. Bahkan ketika proses pembakaran jenazah selesai, masih akan ada lagi prosesi yang harus dilakukan mulai dari pengumpulan abu, hingga tahap akhir yang biasanya dilakukan setelah matahari terbenam karena begitu panjangnya acara yaitu pelepasan abu jenazah ke laut lepas.
Comments :