Govinda Rumi saat ini sedang menjalani Kerja Praktek di daerah asalnya, Bali. Di sela rutinitas kerjanya ia menyempatkan diri untuk mengabadikan sebuah upacara kremasi yang langka dari seorang Raja. Saksikan essay foto yang diabadikan oleh Govinda di bawah ini.

/danu.widhyatmoko

– – –

The Royal Cremation of Peliatan

Pada tanggal 2 November 2010, masyarakat Peliatan dan Ubud berbondong-bondong menyesaki Puri Agung Peliatan. Namun, tak hanya penduduk setempat saja, turis-turis mancanegara dan ratusan ribuan orang dari seluruh Bali datang untuk menyaksikan Upacara Pelebon yang megah ini. Jalanan ditutup dan listrik dimatikan, sehingga ratusan toko di sepanjang jalan tersebut tidak dapat beroperasi dan malahan menjadi spot para fotografer dan turis untuk melihat dan mengabadikan acara yang langka ini.

Kremasi dari Raja Ida Dewa Agung Peliatan ini merupakan salah satu yang terbesar di Bali. Sebuah menara setinggi 25 meter seberat 20 ton yang dinamakan bade digunakan untuk mengangkut jenazah sang Raja dari Puri Agung Peliatan menuju ke Pemakaman Agung di Ubud. Ribuan masyarakat Ubud dan sekitarnya secara bergantian mengangkut bade tersebut. Jarak yang ditempuh kira-kira adalah 1 kilometer. Bade tersebut diiringi oleh seekor Naga Banda, yang dipersembahkan oleh Keluarga Raja Ubud. Jenazah dinaikan keatas menara dari dalam Puri Agung Peliatan dan kemudian diturunkan di tempat kremasi. Jenazah tersebut dimasukan ke dalam lembu yang akan menjadi tunggangan Sang Raja menuju akhirat setelah dibakar.

Sebuah kepercayaan oleh rakyat Bali adalah bahwa mereka tidak boleh mengantar jenazah dengan wajah sedih maupun menangis. Mereka harus penuh sukacita dalam mengantar sang Raja agar roh-nya tidak ada beban untuk pergi ke akhirat.

foto dan teks oleh:
Govinda Rumi

http://govo.deviantart.com
http://facebook.com/terralogical

» klik pada image untuk memperbesar!

2

3

4

5

6

9

10

12

14

15

17

17.5

18

19

20

21

22

23

24

25

26

29

foto dan teks oleh:
Govinda Rumi

http://govo.deviantart.com
http://facebook.com/terralogical

* * *