The Incredible Story Teller – 20 years of animation-PIXAR Singapore
oleh : Fenny Liu
Memasuki dekade keduanya dalam dunia animasi, PIXAR, sebuah studio animasi ternama asal Amerika memutuskan untuk membuka diri dan berbagi cerita dibalik layar pada para penggemar animasi diseluruh dunia.
Pameran ini diadakan secara bergiliran mulai dari Eropa (New york, London, Melbourne dan Helsinski) hingga Asia (Tokyo, Seoul dan Taipei). Untuk Asia tenggara, Singapura merupakan satu satunya Negara yang diberi kehormatan untuk menyelenggarakan pameran berskala besar ini, dalam jangka waktu tiga bulan.
Dipilihnya Singapore science centre sebagai sarana pameran, memperlihatkan kesungguhan PIXAR untuk berbagi apa yang telah mereka ilhami dan yakini dalam perjananan mereka mewujudkan mimpi dan imajinasi. Dengan fasilitas dan penataan ruang yang mapan dan unik, studio yang dipelopori oleh John Lasseter, George Lucas dan Steve Jobs ini mencoba untuk membimbing para pengunjung memasuki dunia mereka, dunia dimana imajinasi tidak hanya sebuah mimpi.
Memasuki ruang pameran, kubik pertama yang tampil adalah kubik dengan sisilah dan sejarah singkat bagaimana PIXAR studio berdiri, dan sebuah diagram besar tentang workflow yang digunakan sebagai pedoman dalam memproduksi sebuah animasi. Tak banyak yang memperhatikan dinding dengan diagram rumit ini, namun bagi para praktisi, tentunya menyadari bahwa inilah yang menjadi inti segala proses kreatif dibalik kesuksesan yang mereka miliki.
– – –
Pipe Line Production
The Story team, memulai segalanya dengan membangun kerangka utama cerita (the Big Idea), berupa naskah cerita berisi garis besar alur dan detail karakter yang berperan didalamnya.
Art team yang mencakup Modelling, Shading, Lighting, Layout, Setting Design dan Animation merupakan ‘otot’ dari tim yang berfungsi mewujudkan imajinasi menjadi nyata. Setelah maskah dan tokoh – tokoh ditentukan, mereka akan memulai proses kreatif dengan sketsa, mengupas karakteristik setiap tokoh dari sudut pandang dan intepretasi masing-masing secara visual.
Selanjutnya modeling team akan melanjutkan dan mengembangkan karakter tersebut dengan struktur dan kontur tubuh yang sebenarnya. Sementara itu Shading, Lighting, Layout dan Setting Design team akan berkolaborasi dengan illustrator untuk membuat naskah menjadi colour script (sejenis storyboard tanpa dialog, lengkap dengan mimik, gesture, setting, dan lighting setiap adegan yang akan di’rekam’) sebelum nantinya dipecah dalam detail frame oleh Animation team. Setelah Colour script dipastikan, Layout dan Setting design team akan membangun setting yang sebenarnya bagi para tokoh dalam bentuk 3D mulai dari hutan hingga istana.
Setelah semua tokoh dan setting siap, makan proses ‘shooting’ pun bisa dilaksanakan. Model tokoh akan diwujudkan dalam 3D, dan dibiarkan ‘berakting’ dengan setting hampa (green layer) sebelum setting yang sesungguhnya dimasukan.
Diatas semua tim kreatif terdapat sebuah Editorial team, yang bertindak sebagai decision maker, dengan mempertimbangkan segala sisi secara analitis, mulai dari strategi komunikasi hingga selera pasaran. Setiap naskah yang berhasil direkam dan diwujudkan akan diperlihatkan pada tim dan bila tidak mencapai hasil yang diinginkan, mereka tak akan ragu untuk memulai lagi dari langkah pertama.
Area terluas dalam pameran kali ini adalah area behind the scene. Semua karya besar PIXAR dikupas secara lengkap dan detail. Mulai dari Toy story, karya debut mereka hingga UP yang sukses dilncurkan November tahun lalu.
Ratusan sketsa, storyboard, color script dan model hasil eksplorasi proses kreatif di tampilkan. Jelas terlihat bagaimana para illustrator di berikan kebebasan untuk menunjukan ‘pendapat’ mereka terhadap tokoh-tokoh tersebut. Setiap karakter yang akan di’bangun’ dieksplor secara total, dan maksimal.
Sketsa mimik dan tokoh – tokoh ini memenuhi dinding pameran membentuk sebuah ‘cerita’, pengunjung seakan akan dibawa untuk ikut melihat ‘pengalaman hidup’ yang dimiliki oleh para tokoh dunia maya ini. Sayangnya pengambilan foto atau dokumentasi dalam jenis apapun tidak di perkenankan,
Selain itu, terdapat dua ruangan khusus dimana pengunjung bisa menikmati teknologi terbaru artscape– film pendek 3 dimensi yang dirancang khusus untuk pameran kali ini serta pertunjukan zoetrope – teknologi awal yang mempelopori teknik animasi.
“To show, and not to Tell” adalah motto sederhana yang dipercaya dan dipegang teguh oleh keluarga besar PIXAR. Saat idealisme dan kreatifitas mulai tertutup oleh realita dan tuntutan komersil, sungguh sebuah dorongan yang positif melihat dan diyakinkan sendiri bukti bahwa ‘passion before profit’ yang konon katanya ‘tidak mungkin’ adalah mungkin dan masih terjaga.
* * *
Fenny Liu
Alumni DKV Binus – Lulus tahun 2008
Saat ini menetap dan bekerja di Singapura
Comments :