Dwi Koendoro dan Drs. Suyadi “Pak Raden” Menerima Anugerah Samartharupa dari DKV Binus University
Untuk kedua kalinya, Anugerah DKV Binus Samartharupa digelar. Hajatan pertama yang diawali di tahun 2008 lalu memang diharapkan menjadi sebuah “ritual” baru dari pameran Fresh n Brite – pameran tahunan karya Tugas Akhir terbaik mahasiswa DKV Binus. Di tahun 2009 ini, penyelenggaraan Anugerah Samartharupa berbarengan dengan peringatan 10 tahun jurusan DKV Binus, atau disebut Momentum 10 – Dasawarsa DKV Binus. Bertempat di f3 Atrium dan The Cone f7 – Mal fX lifestyle X’nter Jl. Soedirman (Pintu Satu Senayan) Jakarta, dari tanggal 9-15 November 2009. Acara penganugerahan yang dikemas dalam bentuk “M10 Gala Dinner” pada tanggal 13 November ini, juga diisi acara menarik lainnya. Yaitu: launching Logo Baru DKV Binus The New Identity, New Spirit dan Buku Profil DKV Binus bertajuk “Sebuah Dialog Untuk Berbagi”, serta diperkenalkan website terbaru DKV Binus.
Panji Koming dan Pak Raden
Tahun 2008 kemarin, ada 4 tokoh di bidang desain grafis atau komunikasi visual yang menerima anugerah ini, yaitu: AD Pirous, Riswanto (Iwan) Ramelan, Yongky Safanayong dan Hanny Kardinata. Di tahun 2009 ini, DKV BINUS memutuskan untuk memberikan 2 (dua) penghargaan pada tokoh, yaitu: Dwi Koendoro pencipta kartun Panji Koming di Kompas Minggu dan Drs. Suyadi alias ”Pak Raden”, tokoh yang membidani serial terkenal Si Unyil.
Sekedar mengingatkan, nama samartha diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti pintar atau cakap, sedangkan rupa berarti visual. Jadi, samartharupa memiliki pengertian yang sangat berkaitan dengan disiplin ilmu DKV, di mana para desainer dituntut mampu menciptakan desain yang cerdas/pintar dan mampu mengkomunikasikannya dengan tepat. Uniknya, DKV Binus justru punya sebutan populer untuk Anugerah Samartharupa, yaitu Piala Lebah, karena binatang lebah memang menjadi simbol filosofis bagi Binus University selama ini.
Anugerah ini juga merupakan bentuk apresiasi yang bisa diartikan semacam “lifetime achievement & dedication” bagi para tokoh maupun penggiat di bidang terkait.
Profil Singkat Penerima
DWI KOENDORO
Tokoh kelahiran Banjar 13 Mei 1941 ini, terlahir sebagai sosok multi-talenta. Masa kecilnya dihabiskan di Bandung. Beliau jatuh hati pada dunia perfilman pada usia 6 tahun. Setiap ke pasar malam, yang ditongkronginya adalah film. Film-film kartun Walt Disney menjadi favoritnya. Bakat menggambarnya yang kuat, menjadi modal yang tidak sia-sia. Pada usia 14 tahun, hasil coretannya berupa kartun-kartun sudah menghiasi majalah Teratai yang terbit di Jakarta.
Selepas SMP di Surabaya, Dwi Koen menjatuhkan pilihan pada Sekolah Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta, lalu berlanjut ke ilustrasi grafis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Selama di ASRI ia sempat menjadi wartawan di harian Kedaulatan Rakyat. Kecintaannya pada animasi kartun, membuat ia belajar otodidak dengan berbagai cara. Membaca buku dan bereksperimen menjadi gurunya.
Tahun 1971, Dwi Koen pindah ke Jakarta. Kartun-kartunnya mengisi majalah Stop. Bertahan hingga 1972, akhirnya ia pindah ke biro iklan Intervista, dari karyawan biasa sampai menjadi art director. Lalu empat tahun kemudian, ia pindah ke Gramedia. Karirnya terhitung baik hingga dipercaya menjadi Kepala Bagian Produksi Gramedia Film.
Akhirnya lahirlah Panji Koming pada 14 Oktober 1979 sebagai ”pelepasan” kreatif dan segala uneg-unegnya dari sifat pekerjaannya di Gramedia Film yang lebih banyak menangani pekerjaan non kreatif. Tahun 1982 ia mengundurkan diri karena merasa kurang cocok diposisi tersebut. Tiga tahun kemudian, tepatnya 1985, Dwi Koen mendirikan PT Citra Audivistama – perusahaan yang bergerak dibidang film animasi, iklan, dokumentar dan slide program.
Pengalaman dan kreatifitasnya berbuah penghargaan Piala Citra sebagai sutradara terbaik untuk film dokumenter ”Sepercik Kenangan, Segelombang Teladan” pada FFI 1981.
Kini, 30 tahun sudah Panji Koming hadir setiap Minggu. Tokoh ini telah menjadi ikon karakter yang kritis tapi jenaka. Bisa menjadi insiprasi serta bahan perenungan dalam menyikapi kondisi bangsa Indonesia. Hingga saat ini beliau hampir tidak mengenal istilah weekend, karena setiap Sabtu ”kelakar kritis” Panji Koming harus dikirim ke Kompas agar bisa terbit pada hari Minggu.
Dwi Koendoro dan Drs. Suyadi memberikan pidato seusai menerima Anugerah Samartharupa 2009
Foto Atas: Foto bersama usai terima Piala Lebah (Samartharupa). Ki-ka: Lintang Widyokusumo, Dwi Koendoro, Rina Kartika, Diah Gayatri
Foto Bawah: Foto bersama usai terima Piala Lebah. Ki-ka: Resita Kuntjoro-Jakti, Drs Suyadi, Merdi K Batangtaris
Foto Atas: Dwi Koendoro & Drs. Suyadi bersama dengan Binusian Leader
Foto Bawah: Dwi Koendoro & Drs. Suyadi bersama wakil FDGI Caroline F Sunarko, Resita Kuntjoro-Jakti, Mita Purbasari (Kajur DKV Binus)
Dwi Koendoro dan Drs. Suyadi bersama dengan dosen-dosen DKV Binus
DRS. SUYADI, “PAK RADEN”
Drs. Suyadi adalah tokoh di balik kesuksesan si Unyil dan karakter fenomenal berkumis tebal, Pak Raden. Suyadi lahir sebagai putra Patih Surabaya di zaman Belanda, pada 28 November 1932, di Jember, Jawa Timur. Menggambar, menonton wayang dan bermain gamelan menjadi kegemarannya. Selain itu ia juga gemar menonton film-film Walt Disney. Karakter yang kuat dalam tiap tokoh Disney, mengilhami Suyadi membuat karakter-karakter yang kuat pula pada setiap tokoh yang ada pada film boneka Si Unyil.
Masa kecilnya dihabiskan dengan bersekolah di ELS (Europese Lagere School), setingkat SD yang khusus ditujukan untuk anak kulit putih dan pribumi dari golongan tertentu. Pada tahun 1949, Suyadi melanjutkan pendidikan ke VHO (Voorbereindend Hoger Onderwijs), setingkat SMA. Pendidikan seni ditempuhnya di Jurusan Seni Rupa ITB dari tahun 1952 hingga 1960. Di tahun 1961-1964, ia belajar animasi kartun di studio-studio Les Cineastes Associes dan Les Films Martin-Boschet, Paris.
Sekembalinya dari Perancis, ia bekerja di Teaching Aids Centre (TAC) sebagai kepala Graphic Art. Disaat yang sama, ia juga mengajar di Seni Rupa ITB sekitar tahun 1965-1975. Di samping itu, ia pun banyak membuat film animasi Pemilu dan Keluarga Berencana untuk Departemen Penerangan pada masa itu.
Titik awal fenomenal dimulai tahun 1979, ketika ia membuat film “si Unyil” produksi PPFN. Sebagai Art Director, penulis naskah dan pengisi suara tokoh Pak Raden, serial ini bertahan hingga tahun 1992.
Di usia lanjut, Drs. Suyadi tetap aktif berkarya. Sejak tahun 2007, ia melakukan syuting program edukasi bersama Trans TV berjudul “Laptop Si Unyil”. Kini selain masih sibuk syuting, kadang ia juga mengisi hari-harinya dengan melukis. Sebuah kecintaan yang berbuah dedikasi dan semangat yang tak kunjung padam.
Sambutan-sambutan. Arah jarum jam: Bernard Gunawan (Yayasan Bina Nusantara), Mita Purbasari (Ketua Jurusan DKV Binus), Maudhy Setiawan (Ketua Pelaksana Momentum 10), Hastjarjo BW (penggagas Fresh n Brite)
Sambutan dan Launching. Arah jarum jam: Tunjung Riyadi (Koordinator Samartharupa), Hagung (Lomba Logo baru DKV Binus), Julianto (Launching Buku 10 tahun DKV Binus), Danu Widhyatmoko (Launching Website baru DKV Binus)
Suasana acara yang diawali dengan makan malam bersama
Comments :