oleh : Irwan Harnoko.

Saat saya kuliah dulu salah seorang dosen kondang pernah memberikan contoh “Kalian tahu tidak berapa harga logo Garuda Airlines ?…….. 3 Milyard….!” Entah benar atau tidak sampai sekarangpun saya tidak tahu pasti berapa harga logo tersebut, yang pasti harga tersebut membuat kami para Mahasiswa saat itu terbelalak. Sampai saat inipun contoh seperti itupun sering diulang-ulang oleh para dosen dengan contoh kasus brand CocaCola yang nilainya luaaar biasaaa, atau logo Pertamina yang mencapai 2,5 Milyard dll.

Contoh-contoh tadi diatas memang bagus sekali untuk memberikan gambaran seberapa jauh langkah para Mahasiswa nanti bila mereka mencapai puncak superstar. Tapi bila tidak diimbangi dengan contoh-contoh yang lebih sederhana hal tersebut akan membuat para mahasiswa frustasi akan fantasi mereka sendiri apalagi bila mereka menceritakan ke orang tua mereka yang mungkin tidak semuanya memiliki tingkat pendidikan dan keadaan ekonomi yang baik. Bayangkan bila banyak dari mereka yang mengatakan, “Pah, saya bisa ngehasilin duit milyaran rupiah dari desain “.

Saya sangat sedih kalau melihat kenyataan pahit dilapangan terutama mahasiswa desain yang kebingungan bagaimana seharusnya mereka memberikan harga desain sesuai dengan porsinya sebagai mahasiswa. Karena sering bila ada yang menanyakan pada Dosennya “Pak saya dapet proyek logo… kalau saya kasih harga 1.5 juta kemurahan ngga ya..?”  Lalu dosennya bicara “Ah… kemurahan tuh.. jangan dong minimal 10 juta”. Tapi bila dosen tersebut memberikan proyek ke mahasiswa, profit
yang diberikan ke mahasiswa itu diukur dengan UMR, sungguh ironis.

Akhir kata dari saya tidak selalu menjual Jaguar lebih menguntungkan dari menjual Zebra Espass, tergantung dari segmentasi, targeting, positioning dari penjualnya. Zebra Espass pun perlu desain yang baik juga kan?

* * *