Eksplorasi Motif Sintang, Desa Ensaid Panjang Kalimantan Barat 2

Author

Muhammad Imam Tobroni, M.Sn,

Drs. Rujiyanto, M.Sn

Nick Soedarso S.Sn, M.Sn

Motif kain Tenun Sintang 2

Motif tenun Sintang dibuat dengan cara mengikat-ikat benang untuk membentuk pola gambar tertentu. Motif inilah yang membuat kain tenun Sintang sangat unik dan menarik. Corak etnik kedaerahan yang sangat kuat dan khas menggambarkan kehidupan dan kepercayaan masyarakat Dayak. Proses mencipta motif kain tenun ini juga tidak sembarangan. Dalam sejarahnya, sudah merupakan tradisi dari leluhur masyarakat suku Dayak, dahulu sebelum membuat kain tenun diadakan ritual-ritual tertentu. Tujuannya agar hasilnya memuaskan. Puluhan bahkan ratusan motif-motif pada kain tenun ikat Dayak mengandung makna yang dalam karena berasal dari inspirasi dan pengetahuan para leluhur. Di dalam motif-motif itu tersirat petuah, pantangan dan semangat dalam kehidupan masyarakat Dayak. Ada motif-motif tertentu yang biasa dipakai untuk acara-acara adat dan dikenakan para bangsawan.

Saat ini kain tenun ikat memiliki perbedaan, yaitu tenun ikat Dayak asli dan tenun ikat moderen. Perbedaan nya adalah, kain tenun ikat dayak asli masih menggunakan bahan benang dan warna dengan bahan alami melalui proses secara tradisional yang dikenal dengan istilah kain besuoh, pewarnaan memanfaatkan daun, akar, batang, kulit, buah, umbi, maupun biji dari tumbuh-tumbuhan. Yang banyak dipakai misalnya mengkudu, jerenang, daun kayu leban, bunga tarum dan sebagainya, sedangkan kain tenun ikat moderen menggunakan bahan benang yang sudah jadi dan menggunakan zat warna kimia tanpa melewati persyaratan adat yang disebut dengan kain mata. Hal ini yang menyebabkan beberapa proses yang mengandung nilai ritual sudah tidak lagi dilakukan. (Mering, 2000)

 

Nick Soedarso S.Sn, M.Sn