Memasuki tahun 2012 lima tahun yang silam, Surya Palace Jaya (SPJ) berkolaborasi bersama i-view (komunitas riset visual DKV Binus University) dalam melakukan sebuah eksperimen visual melampaui peran lumrahnya sebagai sebuah representasi, lewat medium kalender. Kekuatan visual untuk merepresentasikan hal-hal telah lama menjadi batu sendi desain komunikasi visual. Namun dalam jaman serba instan seperti saat ini (dengan koleksi template digital dan CTP), menganggap desain grafis melulu sebagai representasi visual akan membawa desain dan kualitas material itu sendiri ke dalam bahaya besar.
Sederhananya, untuk sekadar merepresentasikan suatu hal misalnya bisnis dengan visual cantik dan pencetakan mewah, kini dapat dikerjakan dengan sangat mudah melalui proses digital—membuat seluruh proses kreatif dan kolaboratif nan panjang dan penuh dengan upaya dari individu-individu yang terlibat (desainer, kritikus desain, penyedia material, percetakan) menjadi ‘peninggalan masa lampau’.
SPJ dan i-view yang berbagi keprihatinan serupa terhadap situasi ini, mengajak Yasser Rizky untuk melakukan eksperimentasi visual dan materialitas kertas sebagai sebuah respon. Tujuannya adalah untuk menemukan kembali daya hidup visual dalam interaksinya dengan materialitas (kertas dan tinta), melampaui cara pandang terhadap desain visual sebagai sekadar representasi. Persoalan cara pandang yang melatarbelakangi pembuatan kalender ini merupakan persoalan mendasar. Kalender ini merupakan satu langkah kecil untuk memulai cara pandang baru terhadap makna visual. Dengan kata lain, eksperimen ini berupaya menghidupkan dunia desain sehari-hari kita melalui penyatuan kembali antara yang visual dan yang material, menuju makna visual yang melampaui sekadar representasi.