Legenda (transportasi) Kota

Lebih dari 60 mahasiswa dari lima universitas jurusan Desain Komunikasi Visual  gabungan Indonesia dan Australia berkumpul, berdialog, sambil mewarnai sepuluh bemo di Karet Tengsin pada hari Senin 14 Juli 2014 yang lalu. Lima universitas yang berpartisipasi adalah: DKV Universitas Bina Nusantara (DKV-Binus), School of Design Universitas Teknologi Sydney (UTS), DKV Universitas Multimedia Nusantara (DKV-UMN), DKV Universitas Tarumanagara (DKV-Untar), dan DKV Institut Kesenian Jakarta (DKV-IKJ).

image01

Gagasan dari kegiatan ini diluncurkan Aikon melalui Program Laboratorium Desain Publik: Revitalisasi Bemo Karet yang turut membina paguyuban pengemudi bemo di daerah Karet. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuka ruang dialog antar mahasiswa Desain Komunikasi Visual, sambil menyodorkan alternatif solusi bagi program revitalisasi bemo sebagai satu dari banyak moda transportasi masal yang legendaris di kota Jakarta. Dengan cat sumbangan dari perusahaan cat Pacific Paint, urun dana patungan dari tiap universitas dan pengemudi bemo, sepuluh bemo menjadi media silaturahmi antar pengemudi bemo, mahasiswa Desain Komunikasi Visual dan publik.

Acara dimulai pukul 9 pagi di sebuah lapangan di Jalan Mutiara di daerah Bendungan Hilir. Teman-teman dari DKV Untar yang pertama hadir, kemudian disusul oleh teman-teman dari DKV Binus. Mereka saling berkenalan dan mulai mendiskusikan kegiatan melukis bemo ini bersama-sama. Tak lama menyusul teman-teman dari IKJ dan UMN serta UTS. Semua peserta mengisi buku tamu yang sudah disediakan di armada BemoBaca, sebuah BioBemo dengan tenaga listrik yang dikelola oleh Aikon.

image02

Sesi pertama adalah sesi briefing diawali dengan perkenalan antar peserta yang terdiri dari mahasiswa serta dosen pendamping dan dilanjutkan dengan briefing yang menjelaskan proses kerja yang akan dilakukan. Seusai briefing peserta dibagi menjadi 10 kelompok yang masing-masing kelompok pesertanya terdiri dari dua mahasiswa UTS, mahasiwa dari beberapa universitas, ditambah seorang pengemudi / pemilik bemo.

Di sesi kedua peserta melakukan brainstorming dengan kelompok masing-masing, untuk mendiskusikan gambar yang akan dilukis pada bemo-bemo ini. Pengemudi bemo juga dilibatkan dalam diskusi ini mengingat karya lukis ini akan terus melekat pada badan bemo mereka. Peserta membuat mindmap, riset melalui internet, dan mengamati kondisi fisik bemo, membuat sketsa kemudian menyepakati gambar yang akan dibuat.

Setelah sepakat dan yakin dengan konsep serta visual yang akan digarap, peserta memasuki sesi ketiga, yaitu mulai menggambari dan mewarnai bemo menjadi karya lukis yang unik dan menarik.

Kegiatan ini bersifat terbuka dan publik diundang untuk berpartisipasi. Mengingat kegiatan ini berada di dalam bulan Ramadhan, diselenggarakan pula pengumpulan baju-baju dan barang-barang bekas layak pakai yang dapat didonasikan kepada pada pengemudi bemo dan keluarganya.

Mahasiswa DKV BINUS yang berpartisipasi dalam kegiatan ini:
01. Abyan
02. Andika Dirgancahya
03. Emirio Dexaputra
04. Henny
05. Ilham Kurniawan
06. Muhammad Rizki
07. Mutiara Permata
08. Parmuditho Wahyudhana
09. Radifan Alka
10. Raditya Adhitama

image03

Sedikit info tentang Bemo

Walau telah dilarang oleh terbitnya Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 33 tahun 1996, dan dikukuhkan oleh Peraturan Daerah Khusus Ibukota Nomor 6, Pasal 2 ayat (6) tahun 2007 bemo (becak motor) masih beroperasi di tujuh wilayah Jakarta. Lebih dari 500 bemo masih melayani sembilan trayek, antara lain, Beos, Olimo, Manggarai, Buaran, Karet, Bendungan Hilir, dan ada tiga trayek di Grogol. Bemo (Becak-Motor) ini awalnya bernama Daihatsu Midget jenis DK. Pertama kali diproduksi tahun 1957. Kemudinya masih berbentuk stang motor/ skuter, dengan posisi duduk pengemudi mirip sepeda motor. Mesinnya 2 langkah, berkapasitas 250 cc. Pada tahun 1959 Daihatsu mengeluarkan Midget jenis MP, yang telah menggunakan kemudi bundar. Mesin yang digunakan adalah mesin 1 silinder, berkapasitas 305 cc, dan mampu menghasilkan tenaga 12 tenaga kuda. Dengan bensin campur, maka salah-satu kelemahan Bemo ini adalah polusi udara yang dihasilkan. Tahun 1960 Daihatsu mengeluarkan mesin jenis MP4. Nampaknya jenis inilah yang banyak masuk ke Indonesia tahun 1961-1962 menjelang pesta olah raga Ganefo. Bisa jadi Soekarno berharap dengan mengimpor Daihatsu Midget maka kendaraan tradisional seperti Becak akan hilang, sehingga citra jakarta sebagai ibu kota tampak lebih mentereng. Tahun 1963, Daihatsu memproduksi Midget tipe MP5. Tipe ini memiliki mesin yang lebih baik, karena tidak lagi memakai bensin campur. Bemo jenis ini konon masih diproduksi di Thailand hingga kini. Setelah memproduksi lebih dari 300 ribu unit Daihatsu Midget, tahun 1972 Pabrik Daihatsu menghentikan produksi kendaraan niaga mungil ini.

Sumber foto: Aikon, Tempo.Co dan Antara Photo.

Tautan terkait:
– http://www.youtube.com/watch?v=NpuUeJz-dOo
– http://www.scribd.com/doc/233903317/Siaran-Pers-Legenda-Kota
– http://www.antarafoto.com/seni-budaya/v1405335606/konvoi-bemo-lukis
– http://www.tempo.co/read/beritafoto/18904/Mahasiswa-Asing-Berkeliling-Jakarta-dengan-Bemo-Hiasannya/4