Karya Nirmana dan Pengalaman Nilai Indah

Hasil cipta karya Nirmana berperan sebagai penghantar (referent) untuk lahirnya suatu kepekaan dari perseptual imej yg muncul dalam ruang imaji masing-masing siswa.  Karya adalah medium, dan menjadi ranah pertemuan imajinasi. Dalam karya, siswa mengalami nilai-nilai yang hanya bisa dirasakan kehadirannya, dialami dan dihayati sebagai bentuk pengalaman, yakni pengalaman nilai indah.

Pengalaman nilai indah hadir dalam wujud yang dialami melalui pencerapan indera, hingga semua nilai hadir dalam penginderaan. Siswa mampu merasakan kehadirannya bukan semata berdasarkan hukum kausalitas-logis, namun lebih berupa sublimitas akan suatu hukum spontanitas-transenden. Meminjam istilah Jakob Sumardjo dalam Estetika Paradoks, hal ini dikatakan sebagai menyoal tentang wirama, wirasa, dan akhirnya soal ‘kosong’ (nirmana).

Ungkapan ‘kosong’ ini sejatinya terkait dengan nilai keindahan – sebagai suatu ‘kebenaran’ – yang mampu menjelajahi batas-batas kemungkinan dari cara pemahaman biasa, melampaui kemampuan cara berpikir logis, untuk sampai pada suatu pengalaman khusus. Sedangkan tubuh kekaryaannya berupa perwatakan abstrak, dan untuk memahami potensi estetik dan menggali makna keabstrakannya meniscayakan keterlibatan aspek fisiologis dan psikologis.