Sensibilitas Estetik sebagai Cikal Bakal Kecerdasan Seni & Desain

Ketika era kesejagatan semakin menjadikan budaya teknologis sebagai ‘alam kedua’ manusia, maka tak terelakkan lagi kehidupan masyrakatanya pun terkepung oleh geliat perayaan representasi citraan yang menampilkan beragam sensasi visual. Di balik jejalan berbagai citraan dengan berbagai tawarannya sedemikian, khususnya dalam dunia seni dan desain, perlu dilakukan semacam perluasan wawasan dan cara pandang estetik, dalam bentuk intensitas pengasahan kepekaan (sense) pada wilayah esensi rupa. Pengasahan ini berupa pengasahan kepekaan akan imaji nir-representasi, nir-bentuk, yang tidak memanjakan mata dengan berbagai citraan realitas/hiperealitas.

Hal ini diharapkan mampu membentuk sense of wholeness akan kebermaknaan estetik unsur-unsur rupa berdasar daya kepekaan yang dimaknai sebagai sensibilitas estetik. Daya ini ditengarai sebagai cikal bakal imajinasi kreatif yang berikhtiar pada suatu kecerdasan seni dan desain.

Menyoal pada seni dan desain, maka ihwal modus pengkaryaannya mampu dimotivasi oleh berbagai bentuk aktivitas budaya dalam kehidupan keseharian, seperti: pentas kesenian, ajang pameran, berbagai diskusi/seminar seni dan desain, menonton televisi, membaca buku, maupun melalui berbagai bentuk aktivitas budaya lainnya. Sedangkan dalam ranah akademis – dalam hal ini di wilayah tingkat perguruan tinggi seni dan desain – dimotivasi oleh pengasahan kepekaan melalui mata kuliah Nirmana.