International Council of Communication Design 2012

ICOGRADA (International Council of Communication Design) Design Week yang diadakan di Sarawak tanggal 15-21 Oktober 2012 yang lalu merupakan sebuah ajang bertemunya desainer dari seluruh dunia membicarakan seni dan desain. Diadakan di Old Courthouse di kota Kuching, Sarawak Malaysia-sebuah gedung bersejarah yang telah berusia 165 tahun. Icograda tahun ini membahas berbagai pengetahuan desain yang terinspirasi dari masing-masing budaya yang berbeda dari setiap negara. Sayang sekali tidak ada pembicara yang mewakili Indonesia, bila ya, pasti hal ini akan menjadi hal yang sangat menarik, mengingat kekayaan budaya kita yang sangat luas dan banyak.

 

 

Tanggal 15 & 16 Oktober merupakan acara tertutup bagi anggota ICOGRADA. Sementara kami, wakil dari BINUS University yaitu Sari Wulandari serta Resita Kuntjoro-Jakti yang mewakili Forum Desain Garfis Indonesia berangkat 17 Oktober bertemu dengan teman-teman dari Indonesia lainnya adalah Hastjarjo B. Wibowo mewakili Kemenparekraf, Irvan N. Soerianto dan Dimas Mardjono dari White Space Design, Bima Shaw dari Asosiasi Desain Grafis Indonesia dan Saut Togatorop mewakili IKJ. Konferensi berlangsung dua hari 18-19 Oktober 2012 yang menampilkan para pembicara dari New Zealend, Australia, Argentina, Filipina, Honduras dan Amerika Seirkat, Perancis, Jepang dan pastinya Malysia selaku tuan rumah. Masing-masing membawakan topik desain yang terinspirasi dari budaya yang dimiliki negaranya. Seperti David Lancashire dari Australia yang terinspirasi dari suku Aborigin dan membangun Museum modern di tengah gurun mengenai suku Aborigin.Begitu pula pembicara dari Argentina, Gustavo Koniszczer yang mem-branding negara Peru melewati riset dengan menelusuri seluruh kebudayaan dan adat istiadat bangsanya sebelum akhirnya berhasil menemukan logo yang tepat untuk negara Peru.

Tidak ketinggalan topik menarik dari para suku bangsa yang berada di Sarawak yaitu: suku Bidayuh, Melanau, Orang Ulu  dan Iban yang menyampaikan presentasi mengenai budaya mereka di dalam menenun, mencelup, mentato tubuh atau menganyam. Sesungguhnya hampir budaya yang ditampilkan oleh teman-teman dari Sarawak dimiliki juga oleh teman-teman kita dari pulau Kalimantan. Namun sayangnya, pihak pemerintah kita belum semaju pemikiran pemerintah Malaysia yang mau bekerja mengenalkan serta menyebarkan informasi dari kebudayaan yang mereka miliki ke dunia Internasional. Walaupun begitu, dari ajang ICOGRADA ini pekerjaan rumah dari para desainer masih luas dan banyak yang belum tersentuh dan diolah. Sehingga, akankah kita beraksi atau berdiam diri menyadari hal ini.

  1. Sangat menarik pertemuan tersebut, cuma betul tidak adanya perwakilan dari Indonesia sehinggatidak bisa merepresentasikan budaya dan desain yang ada dari potensi indonesia. Tapi semoga pada next event bisa ada kesempatan dan informasinya. Salam / DKV UPJ Bintaro Jaya.