Kampanye Hari Difabel Internasional dan ASEAN ParaGames 2011

 

Tahun 2011 merupakan tahun yang istimewa bagi bangsa Indonesia di mana kita mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan SEA Games ke 26. Seperti yang sudah sering dilakukan, setiap penyelenggaraan SEA Games selalu diikuti dengan penyelenggaraan ASEAN ParaGames.

read more

Demikian juga pada tahun ini, ASEAN ParaGames diselenggarakan di kota Solo beberapa hari setelah SEA Games usai, tepatnya pada tanggal 12-20 Desember 2011. Kota Solo akan mengadakan ASEAN Paralympic Games 2011 di Bulan Desember ini. Dalam APG 2011 akan dipertandingan 11 cabang olahraga seperti atletik, akuatik, bulutangkis, catur, voli duduk, renang, tennis, angkat berat dan lain-lain. Lebih dari 1.000 atlet dan official akan berpartisipasi dalam perhelatan empat tahunan ini.

Momen yang istimewa ini mendatangkan inspirasi bagi Aikon Media, ADGI (Asosisasi Desainer Grafis Indonesia) dan DKV BINUS untuk menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendorong isu aksesibilitas difabel ke tengah masyarakat. Kegiatan yang diselenggarakan masih dalam lingkup desain grafis berupa pameran poster bersama karya para mahasiswa dan dosen DKV BINUS University, DKV UNS Solo dan ADGI  chapter Solo. Difabel adalah sebutan lain untuk penyandang cacat, yang merupakan singkatan dari ‘different ability’ menggantikan kata ‘disable’ atau ‘disability’ karena berkonotasi negatif. Selain itu penyebutan dengan kata ‘difabel’ dimaksudkan untuk lebih menghargai situasi dan kondisi yang ada pada penyandang cacat bahwa mereka bukannya tidak bisa namun punya kemampuan yang berbeda. Maka dibuatlah kegiatan Desain untuk Difabel dengan tujuan: pertama mendorong perhatian pada ASEAN Paralympic Games Solo 2011, melalui pemberdayaan publik dengan different abilitiy (difabel), Kedua, Mendukung perhatian pemerintah Kota Solo kepada publik difabel.

Sebelum call for poster diluncurkan, diadakan workshop dengan mengundang Bapak Sapto Nugroho dari Yayasan Talenta, Solo. Bapak Sapto ini adalah seorang difabel. Beliau adalah pendiri dan pembina Yayasan Talenta yang bergerak di bidang pemberdayaan terhadap para difabel sehingga mereka dapat memperoleh kesempatan kerja dan berkehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Beberapa diskusi sederhana dan sebuah sarasehan di DKV Binus dilakukan untuk memberikan pengetahuan yang lebih baik dan mendorong munculnya semangat keterlibatan desainer grafis di dunia difabel. Diskusi di dunia maya melalui jaringan media sosial pun dilakukan. Semangat berkontribusi untuk isu difabilitas kemudian berkembang menjadi persiapan perayaan Hari Difabel Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember yang dikaitkan dengan penyelenggaraan ParaGames ASEAN ke-6 di Solo.

Dari workshop ini diperoleh pandangan mengenai situasi dan kondisi difabilitas di Indonesia saat ini, dimana fasilitas publik bagi para difabel masih sangat kurang diperhatikan (kampus BINUS sendiri masih belum menyediakan fasilitas yang memadai untuk difabel). Namun disamping itu, para difabel pun memiliki pergulatan batin dalam menghadapi kondisi pada dirinya. Dari observasi awal, diperoleh beberapa poin permasalahan yang ada di sekitar isu difabel adalah: pertama, kemampuan publik difabel masih tidak diakui, atau dianggap tidak setara dengan publik non-difabel, sehingga masih banyak dirasakan adanya diskriminasi terhadap difabel di lapangan kerja dan pendidikan. Hal inilah yang perlu untuk disosialisasikan di masyarakat bahwa mereka para difabel memiliki kemampuan yang sama dengan non-difabel namun dengan cara yang berbeda. Kedua, Paralimpik merupakan kegiatan yang dapat mendorong perhatian lebih kepada publik difabel. Permasalahan ketiga, yang lebih berat adalah melibatkan publik non-difabel dalam kegiatan kemanusiaan yang masih minim perhatian, serta keempat adalah menjadi ruang pembelajaran bagi banyak pihak, khususnya para pihak di bidang komunikasi visual.

Pada bulan September 2011 adalah masa di mana para atlit difabel Paralimpik berlatih. Untuk lebih memperkaya wawasan dan pengetahuan mengenai berkomunikasi dengan para difabel maka para dosen DKV BINUS melakukan kunjungan ke lokasi latihan untuk mempertajam insight melalui observasi dan melihat dari dekat bagaimana para atlit difabel renang berlatih di Stadion Renang Tirtomoyo, Solo.  Pemandangan yang sungguh membuat perasaan tidak menentu. Ada rasa haru, iba, semangat, bangga yang saling bercampur aduk menjadi satu. Para atlit renang difabel berlatih tanpa henti di bawah instruksi para pelatih nasional yang menerapkan disiplin sangat ketat, tanpa membedakan apakah atlit yang dibinanya adalah seorang difabel atau non-difabel. Mayoritas atlit adalah tuna daksa, tuna netra dan tuna grahita. Semangat yang dimiliki para atlit ini sungguh luar biasa.

Untuk lebih memperkaya pengetahuan dan pendalaman pemahaman akan difabilitas, maka dilakukan studi literatur dengan mencari data dan  informasi mengenai difabilitas baik melalui pustaka maupun internet berupa teks, foto atau video. Literatur ini juga bermanfaat untuk disebarluaskan kepada para mahasiswa dan dosen ketika mereka akan membuat karya poster untuk kegiatan ini. Dengan demikian akan semakin banyak masyarakat yang peduli mengenai difabilitas, lebih menghargai dan memperhatikan kebutuhan para difabel dan meningkatkan eksistensinya di masyarakat.

Sebagai puncak kegiatan maka pada tanggal 12-14 Desember 2011 tiga lembaga ini (Aikon, Adgi dan DKV BINUS) dengan bekerjasama dengan Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Surakarta dan Asosiasi Desain Grafis Solo Chapter menyelenggarakan pameran Poster dan Audio Visual bertema difabilitas, karya mahasiswa dan dosen di Gedung Kesenian Sriwedari, Solo.  Program ini sekaligus untuk mendorong kontribusi profesi desainer grafis dan kiprah mahasiswa komunikasi visual bergiat dalam pemberdayaan sosial, budaya, dan lingkungan dalam menjalankan praktek profesionalnya. Pameran ini menampilkan 20 karya dari mahasiswa dan dosen DKV BINUS, 15 karya mahasiswa dan dosen UNS Solo dan 4 karya desainer yang tergabung dalam Adgi chapter Solo.

Karya-karya ini menyampaikan pesan-pesan yang mengobarkan semangat bagi para difabel untuk mandiri, penghargaan bagi mereka, menempatkan posisi para difabel sejajar dengan masyarakat non-difabel. Animo masyarakat untuk mengunjungi pameran ini cukup tinggi, disertai dengan liputan media lokal yang memberitakan kegiatan ini kepada masyarakat. Respon yang positif disampaikan oleh Yayasan Talenta bahwa kegiatan seperti ini perlu sering dilakukan agar masyarakat dapat lebih memahami situasi dan kondisi para difabel dan sebaliknya para difabel pun memiliki semangat untuk dapat lebih mandiri dan berprestasi lebih baik lagi.

Selain pameran, juga diselenggarakan talkshow yang membahas mengenai Berkomunikasi dengan Difabel oleh Sari Wulandari (DKV BINUS, mengenai Desain dan Masyarakat oleh Andreas Widodo (DKV UNS Solo) serta pengenalan alat MLM (My Learning Module) hasil karya mahasiswa IT BINUS University yang dipersentasikan oleh Ibu Jurike Moniaga (dosen IT BINUS University), yaitu sebuah alat pembaca elektronik untuk membantu tunanetra dalam membaca huruf-huruf braille.

Kegiatan ini mendapat perhatian dari media massa setempat dengan digelarnya konperensi pers yang bertempat di pendopo Taman Sriwedari, dihadiri oleh wartawan media cetak baik lokal maupun nasional dan diliput oleh beberapa harian cetak lokal yaitu Solo Pos dan Suara Merdeka.. Hadir pada konperensi pers ini adalah Arief ‘Ayip’ Budiman (ADGI Pusat), Enrico Halim (Aikon Media), Sari Wulandari (DKV BINUS), Herman Muttaqin (DKV UNS Solo) dan Bandung Ajiriyanu (ADGI chapter Solo). Masyarakat merespon kegiatan ini dengan positif, terlihat dengan adanya kunjungan dari beberapa yayasan penyandang cacat dan masyarakat di kota Solo.

Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi dengan empati kepada para difabel adalah yang utama. Dengan adanya empati akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap para difabel sehingga timbul rasa percaya diri yang lebih tinggi pada diri mereka yang selanjutnya dapat mengantarkan mereka kepada prestasi yang lebih baik lagi.

Berikut ini adalah beberapa karya poster pameran Desain untuk Difabel dari DKV BINUS yang ditampilkan di Gedung Kesenian Surakarta, Solo pada tanggal 12-16 Desember 2011 dalam rangka hari Difabel Internasional dan menyambut ASEAN ParaGames ke- 6 di Solo.

  1. bagus mbak bisa jadi inspirasi banyak orang... selamat pagi :D saya juga orang solo mbak semoga makin inspiratif ya :D